Sabtu, 30 November 2013

Terjebak Nostalgia

Raisa - Terjebak Nostalgia

Senyumnya manis, parasnya juga cantik. Dinginnya angin pagi yang berhembus lewat jendela membuat Shena harus menyiapkan jaket tambahan agar tidak kedinginan di Australia nanti. Australia tentu akan lebih dingin dari Jakarta, dan tentu Australia akan mempunyai kenangan baru yang pastinya berbeda dengan Jakarta. Sepagi ini, Shena sudah harus berangkat ke bandara Soekarno-Hatta untuk melanjutkan penerbangannya ke Australia, melanjutkan studi yang hingga kini terus ia kejar. Namun, saat membereskan beberapa tumpukan jaketnya, ia menemukan sebuah catatan diary yang terselip di salah satu saku jaket yang berwarna biru. Sebuah catatan tentang masa lalunya.

Saat SMA, hobi Shena selain belajar memanglah menulis kegiatan sehari-harinya. Terlebih soal kehidupan cinta yang cukup membuatnya semakin dewasa. Lembar pertama dimulai ketika Shena kaget terperanga. Shena tidak percaya pada saat itu cukup banyak laki-laki yang begitu mengidamkannya. Shena tertawa kecil saat membaca halaman tersebut. Namun, lambat laun wajah Shena berubah seiring terpampang tulisan tentang masa lalunya, yakni Gery. Sosok lelaki tersebut ialah cinta yang pertama kali berhasil membuat Shena merasa rela untuk melakukan apapun.

Gery juga cinta dengan Shena, dan tentu Shena hanya memilih Gery diantara lelaki yang ada di SMA tersebut. Kelembutan Gery lah yang membuat Shena bisa merasa senyaman ini. Namun, diantara kenyamanan yang telah terjadi. Gery dan Shena sebenarnya belum meresmikan hubungan yang selama ini mereka jalani. Ada keraguan di dalam diri Gery yang membuatnya belum bisa mengutarakan perasaan yang selama ini dipendam. Perasaan yang entah kapan harus dikeluarkan asanya. Walau sejujurnya, Shena sangat berharap agar Gery segera menyatakan cintanya secara nyata.

Tahun telah berganti, namun tak kunjung juga perasaan yang mereka pendam itu terwujud nyata. Hanya sesosok kasih sayang dan perhatian yang belum berarti nyata. Dan memang terbukti, Gery lebih memilih menyatakan cintanya kepada Ayu. Adik kelas yang belum lama ia kenal. Senyum Shena mendadak kecut melihat kabar ini. Wajah cantiknya seakan luntur ditelan kemunafikan Gery. Sejatinya, Shena akan tetap senang jika Gery pun senang. Walau sejujurnya perasaan Shena tidak bisa menipu itu semua.

Shena selalu tau apa yang baik dan buruk untuknya, tetapi tidak dalam urusan cinta. Ia baru sadar kalau sebelumnya ia telah salah mengambil langkah. Membuatnya sedikit terbuai oleh godaan yang semu. Godaan yang saat ini telah membuatnya terjebak di dalam kenangan yang membingungkan. Saat itu, Shena menjalani hidupnya dengan teman baru. Teman tak terlihat yang berwujud nostalgia.

Di lain sisi, tidak ada hal spesial sejujurnya diantara kehidupan asmara Gery dan Ayu. Pilihan Gery sepertinya juga salah, ketika ia menyia-nyiakan cinta tulus Shena. Cinta Gery yang seperti air sungai, membuat ia juga seperti sosok lelaki yang mudah saja mengalirkan rasa cintanya. Cinta Gery dengan Ayu tidak berlangsung lama. Ayu lebih mengalirkan perasaannya kepada Randy, anak basket favoritnya sejak dulu. Gery mendadak terdiam. Namun Shena kembali bersedih, ketika mengetahui Gery sedang terpuruk saat ini.

Mengetahui kepekaan Shena, Gery pun sadar akan kecerobohannya. Gery mengaku salah. Namun bagi Shena itu semua sudah terlambat. Cinta sejati seharusnya tidak mengenal kata salah. Cinta sejati seharusnya memang saling membenarkan. Shena sudah sangat nyaman dikesendiriannya saat ini. Kesendirian yang membuat ia telah sadar. Semua telah terjebak di ruang nostalgia.

Air mata Shena mendadak menetes di selembar tiket pesawatnya. Masa lalunya kini telah murni menjadi masa lalu. Terkadang masa lalu bukan lah hal yang patut di kecewakan. Setidaknya masa lalu lah yang membuat kita belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Shena kembali tersenyum dan langsung segera bergegas ke bandara.

Ku takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia

Inspired by Raisa - Terjebak Nostalgia

14 komentar:

  1. Ceritanya bagus.. Kalau baca cerpen kamu yang ini, jadi inget Mbak Ayu Widya.. Agak mirip.. Dia penulis hebat, nulis The Mint Heart, dll.. Temanya sederhana, bahasanya sederhana, tapi menyentuh.. Coba deh kenalan sama Mbak Ayu.. Kali aja ntar kamu sama Mbak Ayu bisa duet bikin novel, hoho.. Baik banget orangnya, aku belum pernah ketemu sih, tapi kadang ngobrolan di twitter.. Temannya temanku.. Kalau blognya: http://www.journeyofmyheels.blogspot.com. Kalau twitternya Mbak Ayu: @AyuwidyaA ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah, makasih banget apresiasinya. Really loved it! Nanti deh saya coba kenalan sama Mbak Ayu. Kali aja bisa ikutan hebat nantinya huehehe..

      Hapus
  2. Hai Fathur!.
    To be honest ceritanya sangat menarik,
    oya, lebih bagus lagi if Australia itu dispesifikasikan di kota apa, contoh: Perth.
    So lebih jelas Perth-Jakarta. Better, right? x))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai juga! Ini Mbak Ayu, bukan?
      Iya makasih loh udah mau baca. Oiya, bener juga ya.
      Kalau pake Australia-Jakarta agak kurang balance gimana gitu.
      Makasih sarannya yaa! :))

      Hapus
  3. sedikit kritik ya bro, kalau buat cerpen itu, pasti lebih keren deh kalau ada dialognya. jadi ceritanya lebih hidup.
    hehe
    tapi bagus kok cerpen ini

    kalau ada waktu, main ke blogku juga ya

    BalasHapus
  4. maksut?
    shena gk jadian sama syapa-syapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaps.. Shena gak jadian sama syapapyun~ #eh #ketularan

      Hapus
  5. Nyaris ke-sastra-an nih bahasanya. Bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, loh. Jadi semakin tertarik nih sama sastra Indonesia. :D

      Hapus
    2. situ cocoknya sastra jawa

      Hapus
  6. Ceritnya mirip FTV aje dah ;p

    BalasHapus
  7. Uy Sal,gue diem" merhatiin lo dari jauh,hmm padahal kita sering dududk sbelahan tapi kepisah yaaaaaa wkwkwwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan harusnya foto akoh tuh disana dipajang yee

      Hapus